Wednesday, July 15, 2009

Ruang Impian

Memiliki rumah yang nyaman, tentu saja menjadi idaman setiap orang. Begitupun aku. Sangat ingin aku memiliki rumah dengan ruangan yang memacu semangat kerja dan belajar. Tidak hanya bagiku, namun juga untuk suami dan anak-anakku kelak.

Bayangan rumah idaman sudah sering terbayang sejak aku masih di bangku SD. Beranjak dewasa, aku semakin tertarik mengamati model rumah favorit dan merancang desain rumah yang ingin aku bangun kelak. Begitu menikah, mertua menjelaskan bahwa rumah warisan yang sudah turun temurun 3 generasi ini akan menjadi hak milik kami. Maka, mulai saat itu, kami mulai serius untuk mendesain rumah yang aman dan nyaman untuk kami tempati kelak.

Oh ya, sebenarnya posisi rumah kami bisa dibilang cukup nyaman. Berada di daratan yang lebih tinggi, dengan gemericik suara air dari sungai depan rumah, sehingga terkesan seperti villa yang sering kutemui di Puncak. Sayangnya, bangunan ini sudah sangat tua. Dindingnya sudah rapuh dimana-mana. Begitupun dengan atap yang mulai rontok dan mudah tertiup angin karena usianya yang lapuk sehingga masih sering bocor. Dindingnya pun sudah banyak yang retak. Maklumlah, kami jarang pulang ke Bogor, karena harus beraktivitas di Jakarta. Sedangkan ibu mertua.lebih memilih ikut kakak ipar ketimbang kesepian.

Pernah kami memutuskan untuk menetap di sana begitu bayi pertama kami lahir. Maka, kami melakukan renovasi kamar utama dan membangun kamar mandi, sebagai proyek dadakan menyambut buah hati kami. Renovasi kecil yang kami percayakan kepada bapak mertua ini, ternyata hasilnya jauh dari yang kami harapkan. Bangunannya terkesan kurang kokoh, dengan desain yang tidak sesuai permintaan kami. Dengan berbagai alasan, maka kami tidak jadi menetap, hanya bertahan dua bulan saja.

Sebenarnya, keinginan untuk segera merenovasi rumah itu semakin menggebu. Tentu saja kali ini tidak ingin asal jadi. Aku ingin melakukan yang terbaik untuk rumah itu. Aku akan memilih produk beton Hebel untuk dinding, teras dan atap, karena memiliki banyak kelebihan. Meski ringan, ternyata beton Hebel terbukti cukup kuat. Selain itu, pengerjaannya pun mudah dan ekonomis, mengingat ukurannya yang akurat. Apalagi bangunan yang dihasilkan tahan lama, sehingga tidak seperti rumah kami saat ini yang harus sering memperbaiki atap yang bocor, atau dinding yang retak. Bangunan dari Hebel juga kedap suara, tahan panas dan api, pas untukku yang sering takut terjadi kebakaran di rumah. Ditambah lagi bahan Hebel mengandung gelembung udara, sehingga mengurangi ketergantungan kita akan AC, karena memiliki insulasi panas yang baik. Masih ada keuntungan lain, terutama bagi anakku, yaitu sifatnya yang ramah lingkungan, karena terbuat dari bahan yang tidak beracun.

Aku juga akan memilih semen Prime mortar sebagai pelengkapnya. Ya, semen instan yang memiliki daya rekat tinggi dan tahan lama, dengan konsistensi mutu dan kualitas standar internasional. Meski sifatnya praktis dan instan, semen ini memiliki daya tahan yang lama. Dan, kita tidak perlu khawatir akan biaya jika menggunakan semen ini, karena aplikasinya yang tipis dan merata, akan menghemat budget renovasi rumah. Hmm, aku rasa ini adalah pilihan yang tepat. Jika kita menginginkan rumah yang bagus dan kuat, otomatis bahan bakunya pun harus yang teruji kualitasnya, bukan?



Mengenai desain, lantai satu ternyata tidak mencukupi untuk kebutuhanku dan si kecil saat ini. Aku ingin menambah satu lantai atas lagi, yang terdiri dari empat ruangan utama : ruang kerja, tempat bermain, taman baca, dan teras. Ya, pekerjaanku sebagai penulis freelance dan pebisnis online, idealnya memiliki ruangan kerja sendiri. Apalagi kedepan, aku juga ingin merekrut karyawan. Meski demikian, aku tidak ingin kehilangan momen dengan si kecil dalam keseharianku. Karenanya, ruang kerja akan aku buat bersebelahan dengan ruang bermain anak, yang dipisah dengan dinding pendek. Dengan begitu, sambil bekerja, aku tetap bisa memantau tingkah polah anakku yang lucu.

Tempat bermain anak juga akan aku buat senyaman mungkin. Berbagai mainan anak aku siapkan, agar ia bebas bereksplorasi dan berekspresi. Nah, agar anakku juga gemar membaca, maka aku akan mendesain taman baca keluarga yang menarik disebelahnya. Aku akan menyiapkan sofa empuk, agar anakku bisa mendengarkanku mendongeng sambil tiduran.

Bagian depan, aku ingin menaruh bunga gantung yang cantik. Teras ini juga akan aku isi dengan kursi dan meja besi yang ringan serta ayunan, agar aku bisa membaca buku sambil bersantai, serta bermain bersama si kecil. Jika malam, aku ingin memandangi langit malam dari sini bersama suami, tentu saja dengan ditemani kopi dan cemilan hangat. Begitu pagi menyapa, aku akan segera berlari ke atas, untuk melihat pemandangan pegunungan yang menghijau tepat di depan rumah kami. Jika beruntung, aku akan mendapatkan kabut tipis diselingi sunrise yang merona. Aah, alangkah indahnya…

No comments: