Inginkah Aku Menikah?
Tanya ini selalu hadir
Meksi tak hanya tertuju pada diri
Banyak disana yang juga resah
Merasa penat untuk menjawab
Inginkah aku menikah?
Ah, pertanyaan konyol, pikirku
Tak perlu dijawab, kata sobatku
Biarkan saja, teriak yang lain
Sayangnya, ibuku juga menanyakan hal itu
Kata seorang kawan...
Ayolah Mbak...nunggu apa dan siapa sih?
Nggak bakalan keluar dari layar monitor!!!
Sstts...dikolong meja juga nggak ada, jawabku
Di missed call juga tidak bunyi...
Lalu cari dimana ya?
"Emang kucing?!" teriaknya tergelak
Inginkah aku menikah?
Suara-suara ini datang lagi
Dari segala arah penjuru angin
Memaksaku untuk menjawab
Aah... apakah mereka tidak mengerti
Ketika teriak lucu anak kecil menyentak hati
Ketika naluri keibuan acap memanggil-manggil
Lalu apa lagi?
Oh ada yang berbisik-bisik...
Di sana, di sana dan di sini
Nyatanya mereka menunggu jawaban pasti
Begini...
Aku hanya menunggu Sang Pemberani
Yang juga teguh menjaga kehormatan diri
Yang siap berjuang sampai mati
Hmmm...jikapun tak di dunia
Di surga ia tlah menanti
Sudut kamar Hamasah Putri
Bandung, 3 Mei '07, 15.55
** Yang begini curhat atau bermain seni? Ah, jawab aja sendiri :P
4 comments:
Just don't listen to what others say...denger kata hati aja ya...
Thanks, sista :) I'll...
bagus kok...ungkapan hati yang beneran keluar dari hati, bisa menjadi suatu wacana yang menarik...dan lebih menyentuh
sing sabar yaa
salam kenal nan hangat... :)
Trima kasih mbak..Iya, lagi belajar sabar nih..susyah banget :D
Salam kenal hn hangat pula ...;)
Post a Comment