Wednesday, June 06, 2007

Catatan Hati Seorang Istri (Yang Wajib Dibaca Para Suami n Calon Suami)


Jika Asma Nadia ingin meninjunya, maka sungguh saya sangat ingin menendangnya. Setidaknya itulah yang saya rasakan begitu membaca buku ini. Tentu saja hanya akan berlaku manakala menghakimi seseorang adalah sesuatu yang diperbolehkan. Bagaimana tidak 'gemes', di awal buku ini, seorang bapak dengan 4 anak mengaku bahwa dirinya tidak pernah mencintai istrinya. Kok bisa? Jika tidak ada cinta, bagaimana mungkin bisa terlahir keempat buah hatinya?

Ya, buku ini mengupas tentang keteguhan, kesabaran, keikhlasan, ketulusan seorang istri. Luar biasa!! Itu semua teruji dalam sebuah drama rumah tangga, dimana suami adalah tantangannya. Kisah-kisah nyata ini bisa jadi tidak kita duga sebelumnya. Bagaimana ketika istri bekerja, suami malah selingkuh dengan perempuan lain. Bahkan, ada yang selingkuhnya dengan baby sitter-nya sendiri. Urgh, kemana perginya cinta yang mewarnai awal-awal pernikahan mereka?

Membaca 75% dari buku ini, masih saja membuat saya pilu. Sesak nafas. Pening kepala. Tidak habis mengerti. Saya ikut berempati dengan nasib mereka. Betapa hebatnya perempuan-perempuan ini. Ketika akhirnya mereka harus menjadi single parent bagi anak-anak mereka. Atau, ketika mereka harus tetap bertahan meski menanggung sakit hati akibat pengkhianatan, yang sangat susah untuk dilupakan. Sebaliknya, mungkin kebanyakan pembaca akan bertanya :"kok ada ya suami-suami yang kayak gini?" Jujur, saya juga heran. Namun, mereka juga manusia. Sangat mudah untuk tergoda. Bisa jadi, inilah jalan bagi perempuan-perempuan itu untuk menggapai surga.

Di ujung buku, barulah Asma Nadia memberikan penghiburnya. Saya tidak lagi 'meledak-ledak' membacanya. Ada dua potret pasangan yang tetap bahagia meski di usianya yang senja. Meski dalam kekurangan. Meski dalam kecacatan. Hingga air mata saya meleleh, ketika membaca kisah seorang suami yang tetap setia pada istrinya, yang sudah lebih dulu menutup usia. Bahkan ia marah besar ketika anak-anaknya mengusulkan untuk mencari pengganti ibu mereka. Padahal, dengan status sosial yang dimiliki, sangat mungkin baginya untuk menikah lagi, bahkan ketika istrinya masih hidup sekalipun. Apa yang menjadi alasannya? Itu semua tidak lain karena kebaikan, keikhlasan, dan kebersihan hati seorang perempuan. Kesetiaan lelaki ini terbukti, hingga ia menyusul istrinya berpulang.

Akhirnya, satu pesan saya, buku ini lebih wajib dan sangat wajib dibaca oleh mereka : para suami dan calon suami. Mengapa? Temukan saja jawabnya di buku ini...Kalau kata mbak Asma di komen blognya : biar lebih mengerti suara hati perempuan dan bisa menjaganya lebih baik. Piss ah :)

Category : Books
Genre : Nonfiction
Author : Asma Nadia
Halaman : 220
Penerbit : Lingkar Pena Publishing
Harga : Rp. 36.000

No comments: